Senin, 11 Januari 2016



Sangat di sayangkan ketika suatu kaum mengaku dirinya bersyahadat selalu mengganggu ketenangan orang lain dalam beribadah, sementara rasul mengatakan bahwa rasul melaknat orang yang selalu menganggu tetangganya dengan lidah dan tangannya, dan sangat di sayangkan pula jika kaum tersebut selalu mengkafirkan orang yang tidak sefaham dengan mereka, mungkin begitu ajaran islam yang ada dalam pandangan mereka, sehingga tidak asing vonis sesat selalu di lemparkan atas orang yang tidak seakidah denagn mereka, bahkan main mencor di moll adalah keyakinan mereka, mungkin dalam pandangan mereka islam itu adalah yang berdiri pada kekerasan dan tajamnya mata pedang, bukan dengan kelembutan dan akhlah yang santun, maka apa arinya islam adalah rahmatan lil’alamin jika akhlak sudah brutal dan etika sudah tak terkawal? ntahlah.. mungkin mereka lupa atau pura-pura lupa bahwa rasul yang mereka aku sebagai nabinya melarang seseorang mencaci saudaranya dengan sebutan fasik apalagi kafir. Dan sebagaimana yang kita ketahui dalam Koran KOSMO terbitan AHAD 29 SEPTEMBER 2013 secara tenrang menulis “JAIP,JAIS SERBU MARKAS AJARAN SESAT ITU” dan beriku saya paparkan apa itu JAIS dan apa itu JAIP,

JAIS adalah “jabatan agama islam Selangor”, dan JAIP itu sendiri adalah “jabatan agama islam Pahang”

Sangat mengheran ketika seseorang mangaku dirinya muslim sementara pada saat yang sama mereka selalu mengkafirkan saudara mereka yang dari madzhab lain, alasannya hanya karena “perbedaan pendapat”, coba kita teliti, bukankan perbedaan pendapat dalam konsep ahlu sunnah itu sendiri adalah rahmat? Bayangkan ketika syafi’I mengatakan anak yang bukan hasil dari hubungan suami dengan isteri yang di nikahi tersebu adalah halal untuk di nikahi dalam artian anak tiri, jadi anak tiri dalam keyakinan syafi’I boleh di nikahi sementara dalam fikhi maliki itu tidak boleh dan di haramkan, tapi toh mereka sepakat mengatakan bahwa perbedaan yang terjadi di antara mereka adalah rahmat dan tidak boleh kita selaku makmumnya mengkeritik apa lagi sampai mengkafirkan mereka, tapi kenapa, jika kita berbeda pendapat dengan kaum syiah lalu kita vonis mereka sebagai sesat dan kafir? Kenapa kalimat yang di busung dalam keyakinan kita akan perbedaan yang itu adalah rahmat tapi kita ciptakan sebagai laknat? Antara syafi’I dan hanafi ada 5000 hukum yang tak sama, itu tidak sedikit, 5000 kasus, tapi kita sepakat mengatakan itu adalah rahmat, dan untuk kaum syiah kita ciptakan laknat,,, adilkah kita jika kita mengaku benar?

Dan mari kita juga soroti pernyataan yang tertulis dalam Koran tersebut yakni “imam syiah di tahan” coba kita tanyakan pada mereka, untuk apa imam syiah itu di tahan? Untuk di adili? Dengan cara apa? Atau untuk di hakimi? Dengan cara apapula? Sementara fakta mengatakan, ahlu sunnah baru muncul ratusan tahun setalah rasul wafat, lalu bagaimana mereka ingin menghukumi syiah yang jelas-jelas syiah sudah ada dimasa nabi? Sejarah membuktikan salman al- farisi, miqdad, abu dzar dan seluruh sahabat yang cinta pada Ali memilki kesyiah-han yang has atas ali pada diri mereka. lalu bagaimana mereka ingin menghukumi syiah? Sehingga imam syiah di tahan sebagaimana yang di tulis di Koran kosmo tersebut? Apakah dengan al- quran mereka ingin menghakimi kaum syiah? Jelas ini tertolak, karena fakta mengatakan, imam Ar Razi secara jelas mengatakan dalam tafsrinya bahwa ada hadis yang menghapus Al- quran, lalu bagaimana cara mereka menghukumi kaum syiah? Sementara al quran di sisi mereka di nomer duakan. Apakah dengan hadis? Jelas ini tertolak, karena hadis disisi mereka pernah di bakar di zaman abu bakar dengan alasan takut bercampu dengan al- quran. Apakah logik pemikiran seperti ini? Sehingga Sewenang-wenang hanya karena mayoritas main tangkap dan main kafir mengkafirkan dan sesat menyesatkan atas akidah orang lain yang mereka adalah minoritas?

Jika abu bakar selaku khalifah pertama dalam keyakinan ahlu sunnah berkeyakinan “takut bercampurnya al- quran dan hadis) sehingga abu bakar memerintahkan pembakaran atas hadis tersebut, maka disini saya berkeyakinan bahwa hadis yang masuk pada ahlu sunnah hanyalah sediikit yang shahih dan banyak yang palsu, sebab bagaiamana kita harus mengatakan bahwa hadis dalam keyakinan ahlu sunnah itu adalah banyak yang sahih sementara hadis itu sendiri mereka bakar. Lalu apakah dengan berbekal hadis palsu merka bebas menhukumi kaum syiah? Berfikirlah wahai orang yang berakal.

Dan yang sangat menggelikan adalah pihak yang selalu menipu public dengan tulisan-tulisan mereka agar orang anti syiah, sehingga apa yang jelas kita lihat di kaburkan dengan tulisan mereka, lihatlah gambar di atas, dimana sudah jelas yang di pegang sebagai bukti disitu adalah tanah atau yang lebih di kenal dalam kaum syiah adalah turbah. Tapi para penipu public mengatakan itu adalah batu, batu karbala kata mereka, untuk lebih jelasnya silahkan lihat ulisan yang saya kurung di atas. Jadi dengan cara seperti itu, mereka sukses untuk mengatakan kepada ummat bahwa kaum syiah adalah penyembah batu sehingga orang-orang yang hanya bisa menganggukan kepala dan mengiakan segala apa yang datang pada mereka tanpa mereka berfikir anti syiah dan juga mengkafirkan syiah, apakah ada cara yang lebih licik dan lebih keji dari cara mereka selaku penibu public?

Dan terakhir saya katakan, jika kalian mengaku benar sehingga orang lain adalah salah maka apakah orang yang benar adalah mereka yang suka menghakimi hukum tuhan dengan ke mauannya sendiri? Dan pendapat orang lain harus tunduk pada pendapat kalian? Apakah kebenaran itu adalah di paksakan untuk benar ataukah kebenaran itu sendiri adalah menghukumi seseorang dengan pendapatnya sendiri? Jika demikian pandangan kalian atas kebenaran, maka saran saya silahkan vonis semua orang dengan kaliamat kafir dan sesat, jika orang tersebut tidak seakidah dengan kalian.dan biarkan saya berkeyakian bahwa Kebenaran hanya satu bukan berwarna warni.

sumber: https://www.facebook.com/hasan.f.haidar


Was salam…


Sering kita temukan artikel atau ucapan secara pasti akan menyimpangnya etika seseorang yang mengaku dirinya sebagai muslim,, dengan tidak tahu malu menuduh dan mencela keluarga Nabi, lebih-lebih yang di cela adalah ibunda nabi yakni Aminah,, mereka yang mengkalaim dirinya sebgai muslim tidak segan silu dan dengan berbekal tidak tahu malu mengatakan: “ibu nabi adalah kafir, mati dalam keadaan tidak islam” sungguh sangat si sayangkan ungkapan-ungkapan cela dan amoral seperti ini,, tak usah jauh-jauh kita jika ingin tahu rasa sakit hati,, saya ingin mengatakan kepada kalian bahwa ibu kalian mati dalam ke adaan kafir dan tempatnya di neraka, sementara saya tak tahu, apa ibu kandung kalian bersyahadat atau tidak,, lalu apa yang akan kalian lukan atas saya? pasti kalian sakit hati, dan jika kalian mau, pasti kalian akan menyakiti saya,, lalu bagaimana dengan perasaaan Nabi kita yang mulia?

beliau tidak akan pernah memaafkan orang yang dengan burtalnya menjelek-jelekkan keluarga nabi, jika pada putrinya saja beliau mengatakan: “murkanya Fatimah adalah murkaku” lalu bagaiaman sikap nabi pada ibundanya? Sekalipun bundanya tidak menyaksikan ke rasulan beliau? Pasti beliau sangat mencintai bundanya, beliau sangat mengasihi bundanya, beliau tidak rela jika ada orang menyakiti bundanya dengan menjelek-jelekkan ibu kandung beliau..aminah adalah wanita yang shalihah yang beriman pada ajaran Ibrahim,, aminah adalah wanita pilihan, yang tak ada wanita lain selain aminah yang sanggup memberika generasi terbaik yakni Muhammad saw. Aminah adalah segalnya bagi sayyidil wujdu al musthafa saw. Aminah adalah tempat tatapan nabi,, aminah adalah seruan nabi,,

kita mengaku muslim, dengan bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah, tapi kita mencela orang yang melahirkan nabi kita, maka apa gelar yang pastas untuk kita selain munafik? (na’udzubillah), Kita mengaku cinta kepada nabi sementara orang yang melahirkan nabi kita cela dengan mengatakan wafat dalam keadaan kafir.. apakah kita tidak malu? Setiap hari meminta syafaat,, sementara di setiap haripula kita mencela ibu kandung nabi, kita mengaku cinta pada nabi sementara kita tidak mencintai ibunda nabi, maka bagaimana mungkin kita akan di sebut sebgai pecinta nabi? Cinta model ini adalah cinta konyol yang bertolak belakang dengan ajaran Muhammad,, tak usah jauh-jauh untuk mencontohkan, kalian adalah seorang santri misalkan, di pesantren kalian sangat menghormati guru kalian, kalian sangat mencintai guru kalian, tapi jika ibu kandung guru kalian datang, kalian cela, dan kalian cerca, maka sekalipun saya tak membuka sifat guru kalian, pastinya guru kalian akan menghukum kalian, setidak-tidaknya kalian di gantung karena mencela orang yang paling di sayangi oleh guru kalian.

Dimana etika kita jika kita mengaku sebagai muslim? Lebih-lebih atas nabi, orang yang harus di ikuti dan di cintai.. beliau selalu menegaskan akan silsilah beliau yang terjaga dari sifat cela, dan hanya kebiasaan manusia penghias neraka yang suka mencela keluarga nabi,, ungkapan-ungkapan celaan atas ibunda nabi tak lain adalah ungkapan abu jahal yang tak suka pada Nabi, dan wahabi selaku orang yang paling jettol mencela ibunda nabi tak lain adalah mereka kekasihnya abu jahal,,, apapun itu bentuknya alangkah baiknya jika etika kita harus dahulukan,, karena nabi di utus untuk menyempurnakan akhlak,, satu contoh “tuhan yang membuat perempuan itu hamil” ungkapan seperti ini adalah ungkap kurang ajar yang tidak ada akhalk sedikitpun pada tuhan, al- ghazali dalam ihaya’nya melarang orang berkata seperti itu,, memang betul dan jelas, bahwa tuhan yang membuat perempuan itu hamil, tapi dimana ektika kita? Atau kita katakan sebagaimana wahabi mengatakan yakni ibunda nabi wafat dalam ke adaan kafir, walau tak terbukti. lalu mana etika kita kepada nabi?

Dan berikut bukti bahawa aminah adalah wanita penghuni syurga:

Nabi saw bersabda kepada Sa’ad bin Abi Waqqash ra di peperangan Uhud ketika Nabi saw melihat seorang kafir membakar seorang Muslim, maka Rasul saw berkata pada Sa’ad :
“Panah dia, jaminan keselamatanmu adalah ayah dan ibuku!” Maka Sa’ad bin Abi Waqqash ra berkata dengan gembira : “Rasul saw mengumpulkan aku dengan nama ayah ibunya!”

(Shahih Bukhari hadits no.3442 Bab Manaqib Zubair bin Awam. Riwayat yang sama pada Shahih Bukhari hadits no. 3446 Bab Manaqib Sa’ad bin Abi Waqqash. Riwayat yang sama pada Shahih Bukhari hadits no. 3750 Bab Maghaziy. Riwayat yang sama pada Shahih Bukhari hadits no. 3751 Bab Maghaziy)

Lalu bagaimana mungkin jika sekiranya ibu kandung nabi adalah musrik sebagaimana yang sering kita dengar dari mulut para nasibi wahabi.. menjadi jaminan atas seorang muslim yakni sahabat tersebut?

Dan jika seandainya ibu nabi adalah musyrik sebagaimana yang sering di tuduhkan oleh nashibi wahabi (si ketimung bungkuk) maka Nabi selaku penerima wahyu dari Allah akan di larang dari membaca ayat al- quran رَبَّنَا اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِينَ يَوْمَ يَقُومُ الْحِسَابُ
Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapaku dan sekalian orang-orang mu’min pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)”.

Terakhir saya katakan, dalam keyakinan kita, mendoakan orang kafir adalah haram, lebih-lebih mendoakan keselamatan bagi mereka, maka apakah nabi meninggalkan ayat ini dalam doa beliau? Mungkin begini gaya firman tuhan tersebut “wahai Muhammad ajarkan doa ini kepada ummatmu yang telah engkau ajarkan kepada mereka agamaku,, agar mereka selalu berbakti kepada orang tua mereka, dengan cara mendoakan orang tua mereka, sekalipun orang tua mereka telah tiada, wahai Muhammad ini doa hanya untuk ummatmu, dan tidak untuk engkau selaku utusanku, karena kedua orang tuamu tidak beriman padaku”--- apakabar demikian? Wahai tuhanku kami berlindung dari sikap tercela, dan kata-kata yang tak pantas untuk nabi..

sumber: https://www.facebook.com/hasan.f.haidar
wassalam... 

jika yang di sebut sebagai orang syiah hanyalah mereka yang tidak menjadikan abu bakar sebagai imam? maka apakah ada ayat husus akan keimamahan abu bakar? atau apakah hadis yang menerangkan kepada kita bahwa abu bakar adalah imam?

jika yang di sebut sebagai orang syiah hanyalah mereka yang tidak menjadikan abu bakar sebagai imam,, maka siapakah sebetulya imam Ahlu sunnah wal jama'ah? mereka akan mengatakan IMAM KAMI ADALAH SYAFI'I.. lalu siapa imamnya SYAFI'I sendiri? apakah abu bakar? kalian akan mengatakan kepada saya bahwa SYFI'I adalah imam fikhi sebagaimana maliki, hambali dan hanafi,, ok lalu Abu bakar ingin di jadikan imam Apa, jika SYAFI'I sendiri sudah menjadi imam fikhi dalam pandangan kalian.. apa ingin di jadikan imam tauhid? toh sudah ada asy'ari...

apakah karena kita tidak menjadikan abu bakar sebagai imam lantas kita di cap seabagai syiah? pendapat ini adalah pendapat dungu,, dan pemaksaan hak yang bukan hak,, saya katakan demikian sebab abu bakar tak pernah dirinya mengaku sebagai imam apalagi untuk ahlu sunnah wal jama'ah.. kalian bisa membuktikan ucapan saya ini dari lembaran sejarah dan hadis yang ada pada ahlu sunnah itu sendiri....

jika abu bakar adalah imam yang di tinggalkan untuk ummat sebagaimana pemikiran rendah dari tulisan photo di atas,, maka kenapa syafi'i menjadi imam untuk ahlu sunnah wal jama'ah? sementara syafi'i sendiri melarang orang lain shalat di belakang orang yang tidak mengakui abu bakar dan umar sebagai imam,, apakah kalian kira ahlu sunnah bukanlah ummat muhammad? mereka mengaku sebagai ummat muhammad,, dan ini fakta sehingga mereka sering kali dalam munajatnya kita temukan,, mengharap syafa'at nabi... lalu apakah kedudukan abu bakar disi ahlu sunnah adalah imam? saya yakin tidak demikian adanya,, sebab saya sudah lama dalam nanugan ahlu sunah,,, dan saya sangat tahu siapa imam fikhi ahlu sunnah,, siapa imam hadis dalam ahlu sunnah,, siapa imam tauhid dalam ahlu sunnah,, abu bakar bukanlah imam fikhi, abu bakar bukanlah imam tauhid, abu bakar bukanlah imam hadis,, sebab hadis abu bakar dibandingkan hadis abu hurairah lebih banyak hadis yang di riwayatkan abu hurairah,, lalu abu bakar mau di jadikan imam apa?

dan dari photo yang di paparkan di atas,, syafi'i melarang orang lain untuk shalat di belakang orang syiah,,,bolehkah saya bertanya... dengan cara apa syafi'i menghukumi hal tersebut? sementara syafi'i masih membutukah abu bakar sebagai imam,, maka apakah ada fatwa abu bakar akan haramnya seseorang shalat di belakang orang syiah? itu jika kita mau menjadikan abu bakar sebagai imam,, jika tak ada fatwa dari abu bakar yang sedemikian rendahnya,, maka dari arah mana kalian menabrak akidah orang lain dengan cara picik seperti itu? bisa kalian perjelas?

saya menunggu jawaban,, baik dari ahlu sunnah ataupun wahabi yang memang suka mengkafir orang yang tidak seakidah dengan mereka...

sumber: https://www.facebook.com/hasan.f.haidar

was salam...
Judul di atas saya rasa tidaklah berlebihan jika kita hanya fokuskan pikiran kita pada niat ingin belajar tanpa harus menyesatkan dan mengkafirkan orang yang tidak seakidah dengan kita sebagaimana kebiasaan ketimun bungkuk (nashibi wahabi), disini saya hanya ingin menanggapi salahsatu argument dari salah satu akun… yang dengannya saya berharap tidak ada kebencian melainkan respon yang baik atas persaudaran yang kita inginkan… sambil bergandeng tangan kita mengatakan “AHLAH SAUDARAKU,,, PINTU ILMU TUHAN TIDAK PERNAH TERTUTUP UNTUKMU DAN UNTUKKU”


Dalam keyakinan syiah,, imamah adalah esensi ketuhanan, dan imamah adalah mutlak penetuan nabi,, sebab imam adalah mereka yang mampu membimbing ummat, dan adalah mereka yang bersikap terpuji kerena mereka adalah yang di bimbing dengan akhlak kenabian,, disini ada salah satu akun yang mungkin ingin menegaskan kepada kita,, tentang lebih mulia mana kedukan seorang sahabat dengan seorang imam, sehingga akun tersebut menuliskan: “Mata Rantai, Rosulullah sa,shabat,para tabi'in,dn tabi'ittabi'in,trus para imam yg mnunjkix dg ttanan Alqur'an,Al hadits” dan sebelumnya akun itu menuliskan sebagaimana yang sudah saya screnshoot di atas… ok. Disini saya tidak akan menyalahkan saudara jika saudara berfikir seteperti apa yang saudaratanyakan,, sebab mungkin memang demikian adanya pelajaran yang saudara terima dari pembimbing saudara,, dengan tidak berburuk sangka, maka saya katakana mari kita berdialog masalah ini,, dengan berbekal “QUL HAATUUBURHAANAKUM INKUNTUM SHADIQIN” 

Jika kita asumsikan bahwa mata rantai kedukan imam dan sahabat sebagaimana yang sudah di tulis oleh akun tersebut,, maka saya akan menyetujui dan akan membenarkan asumsi tersebut, jika sekiranya yang dia tulis adalah imam fikhi,, sebab banyak imam dalam madzhab,, ada imam sejarah,, ada imam hadis, ada juga imam tauhid begitu juga dengan imam fikhih… maka saya juga akan mengatakan: “benar bahwa kedudukan sahabat di bandingkan imam, maka leih agung, dan lebih mulia sahabat” tapi disini orang yang mennjelaskan kepada kita masalah mata rantai kedudukan tidak memilih imam yang mana, mungkin dia kira imam yang ia tulis adalah imam, hanafi, atau maliki, atau juga syafi’I dan bahkan hambali.. dengan tidak berburuk sangka, saya mengatakan, “saudara hanya tahu imam madzhab, dan tidak tahu imam ummat dengan sepenuh arti, sehingga saudara mengatakan bahwa sahabat lebih mulia dari imam, sebagaimana yang dapat kami fahami dari tulisan saudara” sementara jauh sebelumnya rasul sudah mengatakan akan hak Ali bin Abhi Thalib as.. “HADZA IMAMUL BARARAH”—atau dalam penggalan hadis lain.. “IMAMUL MUTTAQIN,, WA QO IDUL GHURRIL MUHAJJALIN” kenapa nabi begitu menegaskan akan kedukan Ali selaku imam untuk ummatnya, dan bahkan di depan sahabatnya? Apakah sahabat lebih tinggi kedudukannya di bandingkan imam? Jika demikian, maka kenapa nabi memerintahkan seluruh sahabatnya untuk patuh dan cinta pada Ali sepeninggal nabi? Kenapa nabi selalu menegaskan akan kecintaan seleuruh sahabatnya atas keluarganya,, dimana keluarga nabi adalah imam untuk ummatnya,,, bahkan bukhari secara jelas menuliskan dalam shahihnya akan penegasan nabi dengan sabdanya “UDZAKKIRU KUMULLAH FI AHLABAITY” keluarga nabi adalah pusaka yang di tinggalkan nabi untuk ummatnya,, mereka adalah yang didik dengan akhlak kenabian, dan mereka yang sering mendepatkan pujian dari tuhan… maka mereka adalah imam dengan sepenuh arti,, mereka itulah imam untuk ummat Muhammad,, dan ini yang harus kita bedekan antara imam madzhab dengan imam ummat agar kita tidak salah dalam menafsirkan masalah imamah..

Dan tak usah jauh-jauh untuk kita memahami kedudukan imam dengan para sahabat,, dalam keyakinan ahlu sunnah wal jama’ah,, Al- quran adalah imam,, walau saya tidak meyakini akan hal tersebut,, maka demi tercapainya persatuan yang kita inginkan, saya bisa menghargai keyakinan kalian… sebab imam adalah yang bisa menerangkan bukan yang bisu, imam ketika ruku’ maka wajib orang yang mengaku makmumnya juga melakukan ruku’ tapi saya tak pernah melihat al- quran melakuakn ruku’ sebagaimana kita yang ruku’. Ok. saya tak mau memperbanjang lebar masalah yang sudah jelas kedudukannya,, dimana dalam keyakinan syiah al- quran adalah kitab Allah dan bukan imam, tapi dalam keyakinan ahlu sunnah wal jama’ah al- quran adalah imam.. saling menghargai dalam hal ini maka adalah kedaimaian dan ketenangan… dan yang ingin saya teliti dalam hal ini,,, jika kita mengacu pada tulisan salah satu akun di atas akan kedudukan imam dengan sahabat,, maka saya kembalikan kepada keyakinan ahlu sunnah bahwa al- quran adalah imam,, dan saya bertanya,, “Al- quran dan sahabat itu lebih tinggi mana kedudukannya? Sementara al- quran adalah imam dalam keyakinan ahlu sunnah.. jika lebih mulia sahabat, silahkan hujjahnya, adapun jika lebih mulia al- quran di bandingkan sahabat, maka kenapa harus ada orang yang merumuskan mata rantai kedukan sahabat dengan imam sedemiakn rendahnya?”

sumber: https://www.facebook.com/hasan.f.haidar

salam..


dengan nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang,, semoga Allah senantiasa melindungi kami dengan rahmatnya.. ilahi amin...

ALLADZY 'ALLAMA BIL QOLAM "yang mengajarkan dengan pena"

mungkin penulisan ini agak panjang, semoga Anda berkenan membacanya, sehingga anda mengatakan dengan senyum indah "Akhirnya ku temukan kebenaran"

saya ingin sekali mengcopas tuntas keyakinan yang salah akan peribadi nabi yang mulia,, keyakinan abstrak yang sudah mendarah daging pada kaum yang mengaku cinta kepada Allah dan nabinya.. kita tak bisa menutup mata, dan kita tak bisa menutup fakta bahwa masih ada kaum yang berkeyakinan bahwa nabi tak bisa membaca dan menulis,, atau lebih tepatnya jika saya menggunakan bahasa kasar nabi adalah "buta huruf"-saya berlindung dari ucapan seperti itu dan semoga kita semua di lindungi dari tuduhan keji atas nabi yang mulia..

al- quran mengatakan kepada kita bahwa nabi adalah suri tauladan yang baik.. nabi adalah kehidpun baru bagi yang orang bodoh dan nabi adalah ruh kebenaran, tanpa nabi kita tak bisa menghirup udara segar.. lalu kenapa masih ada kaum yang mengaku dirinya cinta kepada Allah dan nabinya berani menuduh nabi buta huruf? berikut saya paparkan bukti,, bahwa nabi terhindar dari sifat cela tersebut,, dan semoga kita membuka akal kita untuk berfikir,, dan membuang jauh tuduhan rendah atas nabi dan kita bertaubat dari hal yang sekiranya merendahkan martabat nabi saw.

1- al- qura pada surat al- ahzab ayat 21 mengatakan kepada kita: "sesungguhnya telah ada pada di rasulullah itu suri tauladan yang baik bagikamu...." disini Allah menggunakan kalimat suri tauladan yang baik/agar kita bisa mentauladani nabi,,, dan salah satu sifat orang yang bisa kita tauladani adalah ia bisa menulis dan membaca,, sebab tak mungkin Allah menyuruh kita mentauladai orang yang buta huruf..

2- nabi pernah mengatakan kepada kita bahwa "AKU DI DIDIK OLEH ALLAH DENGAN SEBAIK-BAIK DIDIKAN"-apakah mungkin orang yang di didik degan sebaik-baik didikan adalah ia tak bisa membaca dan menulis? sementara nabi adalah Allah yang mendidiknya..

3- pada zaman nabi, beliau saw. kadang mengirimkan surat atau menerima surat,, satu contoh beliau pernah mengirimkan surat pada kekaisaran romawi sebagaimana yang tertera dalam lembaran sejarah yang ada pada kita,, maka apakah sebelum surat itu di kirim nabi tidak mengecek isi surat tersebut? atau apakah ketika nabi mendapatkan surat dari kerajaan yang tidak mengenal tuhan misalkan.. apakah nabi tidak membacanya sendiri? dan hanya di serahkan kepada sahabatnya untuk membacanya? dan nabi hanya mendengarkannya? apakah seperti itu model nabi kita? bagaimana jika sahabat selaku pembaca surat dari kerajaan lain misalkan,, lalu ia berbohong dan membolak balikkan isi dari surat tersebut? apakah nabi lantas percaya? sementara Al- quran sudah menggambarkan kepada nabi bahwa terdapat sebagian dari mereka (sahabat) itu munafik., apakah mu'awiyah selaku sahabat lebih mulia dari pada nabi? karena ada salah satu kaum yang meyakini bahwa mu'awiyah adalah penulis wahyu sekalipun imam ahmad bin hambal menolak asumsi tersebut..

4- nabi adalah pemimpin tertinggi islam,, dan selaku seorang pemimpin, maka salah satu sifat seorang pemimpin adalah bisa membaca dan menulis,, nabi bukan hanya memimpin suatu negara, melainkan disitu nabi adalah pemimpin agama,, lalu bagaimana mungkin seseorang yang kita anggap sebagai pemimpin tak bisa membaca dan menulis? jika seandainya Susilo selaku pemimpin negara indonesia tidak bisa membaca dan menulis,, maka apa yang akan terjadi atas negara kita? apakah susilo percaya sepenuhnya pada wakilnya? dan jika ada surat lantas yang membacakan adalah wakilnya? apakabar demikian? mungkinkah kita mau di pimpin oleh orang yang buta huruf? lalu bagaimana dengan nabi? nabi di pilih oleh Allah untuk makhluknya.. apakah Allah sudah salah pilih, atau salah angkat seorang rasul? sehingga Allah mengangkat orang yang tak bisa membaca dan menulis sebagai utusannya? apa kabar demikian? apakah kerjaan Allah sudah kalah bersaing dengan kerajaan majapahit? sementara utusan raja maja pahit adalah mereka yang piawai dalam segi menulis dan membaca...

5- nabi pernah juga mewajibkan laki-laki mulism dan perempuan muslimah, laki-laki mukmin dan mukminan untuk menuntut ilmu atau belajar ilmu.. dimana ketika kita belajar, maka kita akan berhadapan dengan tulisan, pensil, buku dan lain sebagainya.. jika saya boleh bertanya,, apa alasan nabi menyuruh kita belajar untuk membaca dan menulis? sementara nabi sendiri tak bisa membaca dan menulis? bisa kalian jawab pertanyaan saya? nabi pernah juga mengatakan: "barang siapa yang menyebarkan suatu ilmu,, lalu orang yang mendengarkan mengambil manfaat dari apa yang mereka katakan, sementara orang yang menyampaikan ilmu tersebut tidak mengambil manfaat dari apa yang ia katakan,, maka Allah kelak akan mengekangnya dengan kekang dari api neraka"-lalu bagaimana dengan nabi? apakaha kita harus mengatakan tanpa rasa berdosa bahwa ucapan nabi adalah senjata makan tuan? Allah,, saya berlindung dari ucapan seperti itu... tapi musuhmu dan musuh nabimu, sudah sering menipu orang awam agar orang awam tersebut berpandangan rendah atas nabimu..

6- dalam keyakikan kaum syiah, nabi adalah orang yang paling mulia di zamannya.. dan salah satu sifat orang mulia adalah bisa membaca dan menulis.. dan tak usah jauh-jauh untuk kita memahami, apakah nabi bisa menulis atau tidak.. apakah nabi bisa membaca atau tidak, dalam keyakinan ahlu sunnah, sekalipun seseorang yang tak mau belajar, bahkan sekalipun tidak pernah sekolah jika orang tersebut mendapatkan ilmu Ladunny maka ia akan tahu segalanya, baik manulis atau membaca dan lain sebagainya, dan orang yang mendapatkan ilmu ladunni adalah orang yang terpilih, itu dalam keyakinan ahlu sunnah, lalu bagaimana dengan nabi? makhluk yang sangat di cintai Allah dan bahkan langit dan bumi tidak akan di ciptakan tanpa ada nur muhammad.. saya serahkan kepada akal sehat anda untuk menjawabnya..

sumber: https://www.facebook.com/hasan.f.haidar
was salam..

Sabtu, 09 Januari 2016

Asyha duanna 'Aliyan waliyullah... adalah persaksian yang sangat di takuti lidah fasik, sehingga siapapun yang menyebutkan persaksian tersebut, maka anda akan di tuduh sudah menambahkan syahadat baru dalam keyakinan anda. dan anda akan di hukumi kafir..
syiah menambahkan syahadat adalah tuduhan palsu yang tidak pernah bisa di buktikan, sebab tuduhan mereka hanyalah karena ketakutan mereka kepada keyakinan mereka yang lemah, jika seluruh makhluk tanpa pandang bulu bersaksi bahwa Ali adalah wali Allah maka islam yang mereka pelajari selama ini menjadi runtuh.
syiah di tuduh mentuhankan Ali adalah tuduhan palsu dan keji yang tak pernah bisa di buktikan, sebab jika mereka tidak berkowar sedemikian rupa, maka semakin nampak ketakuan mereka pada ke walian Ali bin abi thalib as. yang sudah sering di lafalkan dan menjadi keyakinan hangat dalam syiah sendiri akan Asyhaduanna Aliyan waliyullah...
syiah di sesatkan karena persaksian cinta yang damai yang mereka bungkus dalam kalimat Asyhaduanna 'Aliyan waliyullah, dengan persaksian tersebut syiah bebas dan berani mengungkapkan fakta akan ke waliyan Ali yang di takuti madrasah abu sufyan dan musuh ali seluruhnya,, persaksian yang meminta darah, dan darah pada kaum syiah sangatlah murah demi tercapainya perkenalan manusia pada diri Ali yang agung,
Asyhaduanna 'Aliyan waliyullah,, adalah persaksian terdahsyat bagi manusia yang jujur dalam beragama, sebab persaksian ini membat kaum munafik marah, mereka sakit hati atau bahkan gila, sementara persaksian pada kersasulan muhammad yakni Asyahaduanna muhammadur rasulullah tidak bisa membuat yang beda agama sakit hati.. kehebatan persaksian ini salah satunya adalah membuat pengikut abu sufyan, mu'awiyah dan seluruh musuh ali membuka topeng mereka yang sesungguhnya, dimana mereka mengaku lebih tahu pada islam, tapi jika mendegar pesaksian ke walian Ali bin abi thalib, maka mereka akan menyesatkan orang yang meyakni Ali sebagai wali Allah.
syiah di cela dan di caci karena mereka ada kemaun keras, yakni agar semua orang tahu bahwa Ali bin abi thalib as. adalah wali Allah yang wajib di ikuti dan di cintai, karena hanya Ali sebagai pintu ilmu nabi dan bukan yang lain, maka persaksian yang selalu kaum syiah kumandangkan telah membakar keyakinan yang sudah membatu, menyakiti hati yang darinya tidak mengenal siapa putra abu thalib, menyakiti hati yang dekat pada musuh Ali as. mereka harus menjalankan strategi untuk menghapus kesaktian kalimat Ashaduanna 'Aliyan waliyullah, karena persaksian ini bisa membunuh mereka. maka segala cara di lakukan, agar orang anti syiah.. toh sekalipun strategi mereka hanya menunjukkan kegagalan mereka dalam beragama.
salam hormat saya untuk kalian pelantuan merdu, nyanyian rindu dari kalimat Asyhaduanna 'Aliyan Waliyullah... kita akan selalu bersuara dengan syahdu karena persaksian ini, kita akan selalu menjadi vokal karena persaksian ini,, kita ciptakan dawai asmara yang kita petik menajdikan hati para munafik tak berkutik. dan biarkan suara asmara terbawa angin syahdu mengayun pada hati pecinta.
was salam...