Sangat di sayangkan ketika suatu kaum mengaku dirinya bersyahadat selalu mengganggu ketenangan orang lain dalam beribadah, sementara rasul mengatakan bahwa rasul melaknat orang yang selalu menganggu tetangganya dengan lidah dan tangannya, dan sangat di sayangkan pula jika kaum tersebut selalu mengkafirkan orang yang tidak sefaham dengan mereka, mungkin begitu ajaran islam yang ada dalam pandangan mereka, sehingga tidak asing vonis sesat selalu di lemparkan atas orang yang tidak seakidah denagn mereka, bahkan main mencor di moll adalah keyakinan mereka, mungkin dalam pandangan mereka islam itu adalah yang berdiri pada kekerasan dan tajamnya mata pedang, bukan dengan kelembutan dan akhlah yang santun, maka apa arinya islam adalah rahmatan lil’alamin jika akhlak sudah brutal dan etika sudah tak terkawal? ntahlah.. mungkin mereka lupa atau pura-pura lupa bahwa rasul yang mereka aku sebagai nabinya melarang seseorang mencaci saudaranya dengan sebutan fasik apalagi kafir. Dan sebagaimana yang kita ketahui dalam Koran KOSMO terbitan AHAD 29 SEPTEMBER 2013 secara tenrang menulis “JAIP,JAIS SERBU MARKAS AJARAN SESAT ITU” dan beriku saya paparkan apa itu JAIS dan apa itu JAIP,
JAIS adalah “jabatan agama islam Selangor”, dan JAIP itu sendiri adalah “jabatan agama islam Pahang”
Sangat mengheran ketika seseorang mangaku dirinya muslim sementara pada saat yang sama mereka selalu mengkafirkan saudara mereka yang dari madzhab lain, alasannya hanya karena “perbedaan pendapat”, coba kita teliti, bukankan perbedaan pendapat dalam konsep ahlu sunnah itu sendiri adalah rahmat? Bayangkan ketika syafi’I mengatakan anak yang bukan hasil dari hubungan suami dengan isteri yang di nikahi tersebu adalah halal untuk di nikahi dalam artian anak tiri, jadi anak tiri dalam keyakinan syafi’I boleh di nikahi sementara dalam fikhi maliki itu tidak boleh dan di haramkan, tapi toh mereka sepakat mengatakan bahwa perbedaan yang terjadi di antara mereka adalah rahmat dan tidak boleh kita selaku makmumnya mengkeritik apa lagi sampai mengkafirkan mereka, tapi kenapa, jika kita berbeda pendapat dengan kaum syiah lalu kita vonis mereka sebagai sesat dan kafir? Kenapa kalimat yang di busung dalam keyakinan kita akan perbedaan yang itu adalah rahmat tapi kita ciptakan sebagai laknat? Antara syafi’I dan hanafi ada 5000 hukum yang tak sama, itu tidak sedikit, 5000 kasus, tapi kita sepakat mengatakan itu adalah rahmat, dan untuk kaum syiah kita ciptakan laknat,,, adilkah kita jika kita mengaku benar?
Dan mari kita juga soroti pernyataan yang tertulis dalam Koran tersebut yakni “imam syiah di tahan” coba kita tanyakan pada mereka, untuk apa imam syiah itu di tahan? Untuk di adili? Dengan cara apa? Atau untuk di hakimi? Dengan cara apapula? Sementara fakta mengatakan, ahlu sunnah baru muncul ratusan tahun setalah rasul wafat, lalu bagaimana mereka ingin menghukumi syiah yang jelas-jelas syiah sudah ada dimasa nabi? Sejarah membuktikan salman al- farisi, miqdad, abu dzar dan seluruh sahabat yang cinta pada Ali memilki kesyiah-han yang has atas ali pada diri mereka. lalu bagaimana mereka ingin menghukumi syiah? Sehingga imam syiah di tahan sebagaimana yang di tulis di Koran kosmo tersebut? Apakah dengan al- quran mereka ingin menghakimi kaum syiah? Jelas ini tertolak, karena fakta mengatakan, imam Ar Razi secara jelas mengatakan dalam tafsrinya bahwa ada hadis yang menghapus Al- quran, lalu bagaimana cara mereka menghukumi kaum syiah? Sementara al quran di sisi mereka di nomer duakan. Apakah dengan hadis? Jelas ini tertolak, karena hadis disisi mereka pernah di bakar di zaman abu bakar dengan alasan takut bercampu dengan al- quran. Apakah logik pemikiran seperti ini? Sehingga Sewenang-wenang hanya karena mayoritas main tangkap dan main kafir mengkafirkan dan sesat menyesatkan atas akidah orang lain yang mereka adalah minoritas?
Jika abu bakar selaku khalifah pertama dalam keyakinan ahlu sunnah berkeyakinan “takut bercampurnya al- quran dan hadis) sehingga abu bakar memerintahkan pembakaran atas hadis tersebut, maka disini saya berkeyakinan bahwa hadis yang masuk pada ahlu sunnah hanyalah sediikit yang shahih dan banyak yang palsu, sebab bagaiamana kita harus mengatakan bahwa hadis dalam keyakinan ahlu sunnah itu adalah banyak yang sahih sementara hadis itu sendiri mereka bakar. Lalu apakah dengan berbekal hadis palsu merka bebas menhukumi kaum syiah? Berfikirlah wahai orang yang berakal.
Dan yang sangat menggelikan adalah pihak yang selalu menipu public dengan tulisan-tulisan mereka agar orang anti syiah, sehingga apa yang jelas kita lihat di kaburkan dengan tulisan mereka, lihatlah gambar di atas, dimana sudah jelas yang di pegang sebagai bukti disitu adalah tanah atau yang lebih di kenal dalam kaum syiah adalah turbah. Tapi para penipu public mengatakan itu adalah batu, batu karbala kata mereka, untuk lebih jelasnya silahkan lihat ulisan yang saya kurung di atas. Jadi dengan cara seperti itu, mereka sukses untuk mengatakan kepada ummat bahwa kaum syiah adalah penyembah batu sehingga orang-orang yang hanya bisa menganggukan kepala dan mengiakan segala apa yang datang pada mereka tanpa mereka berfikir anti syiah dan juga mengkafirkan syiah, apakah ada cara yang lebih licik dan lebih keji dari cara mereka selaku penibu public?
Dan terakhir saya katakan, jika kalian mengaku benar sehingga orang lain adalah salah maka apakah orang yang benar adalah mereka yang suka menghakimi hukum tuhan dengan ke mauannya sendiri? Dan pendapat orang lain harus tunduk pada pendapat kalian? Apakah kebenaran itu adalah di paksakan untuk benar ataukah kebenaran itu sendiri adalah menghukumi seseorang dengan pendapatnya sendiri? Jika demikian pandangan kalian atas kebenaran, maka saran saya silahkan vonis semua orang dengan kaliamat kafir dan sesat, jika orang tersebut tidak seakidah dengan kalian.dan biarkan saya berkeyakian bahwa Kebenaran hanya satu bukan berwarna warni.
sumber: https://www.facebook.com/hasan.f.haidar
Was salam…