Al- Khawarizmi al Hanafi meriwayatkan dalam Manaqib-nya dari Ali bin Abi Thalib as. yang berkata: "Rasulullah saw. bersabda, 'wahai Ali sesungguhnya kamu adalah pembagi syurga dan Neraka, dan sesungguhnya engkau mengetuk pintu syurga dan memasukinya tanpa hisab,'"
jika kita tafsirkan hadis Nabi diatas, yang mengatakan bahwa "syurga dan neraka" adalah Ali pemilik haknya, sebagaimana yang di riwayatkan Al- Khawarizmi dalam Manaqib-nya tersebut, hanya di lihat sekilias dari arti kalimat tersebut, tanpa melihat lebih jauh ke dalam tentang penafsiran yang hakiki, maka jelas kita akan di tuduh"Gulluw/Extrime"/berlebihan dalam kesyiha-an kita.
namun pada dasarnya, arti yang sebenarnya dari hadis tersebut adalah: jika Neraka dan Syurga di kaitakan dengan tangan Imam Ali, maka di sini Nabi menegaskan, bahwa Ali adalah kebenaran, dan kebenaran adalah ali itu sendiri, jika mencintai Ali, maka orang tersebut mencintai kebenaran, dan jika kebenaran maka tempatnya di Syurga, melalui sayafat-nya rasul dan petunjuk yang imam Ali bawakan, jika memusuhi Ali, maka jelas di sini kesesatan, dan karena orang membenci Ali itulah sehingga di masukkan ke Neraka,
dan dalam hadis lain, Nabi mengatakan. :aku adalah kota ilmu, dan Ali adalah pintunya" dari imam Ali itulah kita dapat membedakan mana yang hak dan mana yang bathil, dan melalui pintu ilmu Nabi inilah kita bisa masuk ke syurga karena sayafaa't Nabi dan petunjuk dari Imam Ali as. inilah arti hadis dari syurga dan neraka ada di tangan Ali. toh jika penfsiran ini di tolak hanya karena belum berkenan untuk menerima kebenaran akan keutamaan Ali, maka bukankah di lain kesempatan Rasul juga bersabda sebagaimana yang di riwayatkan Al- Qunduzi al Hanafi dalam Yanabiul muwaddah-nya, "dari Al Hamdani, dari Umar bin Khattab yang berkata, 'Nabi saw. bersabda, "seandainya manusia bersepakat dalam mencintai Ali bin Abi Thalib, niscaya Allah tidak akan menciptakan Neraka," (anda bisa melihat hadis ini dalam yanabiul muawaddah, hal. 251.)
bagi para pecinta kebenaran akan mengimani akan adanya hadis tersebut, tapi tidak bagi lidah fasik yang selalu mencari jalan keluar dari rasa malu karena sudah terlanjur menafsirkan yang salah akan hadis tersebut, mereka akan mengeluarkan jurus terakhir mereka yang apabila tidak suka dengan kemulian Ali, maka mereka akan memvonis semua hadis keutamaan Ali bersumber dari orang syiah dan tidak ada pada Ahlussunnah, sekalipun Al- Qunduzi bermadzhab Hanafi, sama halnya dengan thabari yang di vonis sebagai syiah hanya karena menshahihkan hadis al- ghadir. namun apakah hanya Al- Qunduzi yang meriyatkan hadis tersebut? ternyata tidak! sebab Allah akan selalu menampakkan cahayanya bagi orang yang bersungguh-sungguh mencari ridha-Nya, sekalipun lidah fasik selalu berusaha menutupinya,
Alammah al- Askari, berkata dalam kitabnya Maqam Al Imam Amiril Mukminin Indal Khlufa',hal.54. beliau berkata, hadis ini ("seandainya manusia bersepakat dalam mencintai Ali...) diriwayatkan dari Umar bin Khattab dan selainnya dari sahabat yang mulia oleh sekelompok Ulama Ahlu sunnah, di antaranya:
Al- Khawarizmi dalam kitabnya Maqtalul Husain,jil.2,hal.38. ia meriwayatkan Hadis ini dengan sanadnya dari Ibnu Abbas, bahwa dia berkata, "Rasulullah saw. bersabda, 'seandanya manusia bersepakat dalam mencintai Ali bin Abi Thalib, niscaya Allah tidak akan menciptakan Neraka.
Muhammad bin Shalih al Hanafi, meriwayatkan dalam kitabnya, al- kawakib addurri,hal. 122. dari Umar bin Khattab yang berkata, "Nabi saw. bersabda,'seandanya manusia bersepakat dalam mencintai Ali bin Abi Thalib, niscaya Allah tidak akan menciptakan Neraka.
was salam... semoga bermanfaat.
0 komentar :
Posting Komentar