Rabu, 07 Juni 2017

Seperti dinyatakan Ibnu Hajar, bahwa para periwayat Nawashib adalah terkenal kejujuran tutur katanya dan keteguhan Agamanya, berbeda dengan mereka yang di sifati dengan kerofidhian, kebanyakan dari mereka adalah pembohong dan tidak berhati-hati dalam menyampaikan Khabar (hadis)!! Dan telah anda saksikan bukti “kejujuran” mereka, dan sekarang mari kita membongkar data-data “para pembohong” itu agar kajian ini terasa adil.

Ibnu Hajar berkata, “Karena kebanyakan perowi yang membenci Ali (nawashib) itu terkenal jujur dan konsisten berpegang teguh dengan agama, berbeda dengan mereka yang di sifati dengan kerofidhian, kebanyakan dari mereka adalah pembohong dan tidak berhati-hati dalam menyampaikan Khabar (hadis)!!.”

Jumat, 08 Juli 2016

Orang yang benar adalah mereka yang tidak takut di kafikran, sebab mereka sudah yakin dengan apa yang mereka jalani.. dan orang yang merasa dirinya benar, adalah mereka yang gampang mengkafirkan orang lain, karena mereka takut di keritik dengan keyakinan mereka itu sendiri.

Jika nabi yang dalam sabdanya menegaskan kepada kita bahwa SEBAIK-BAIK SAHABAT ADALAH YANG MENUNJUK PADA KEBAIKAN,, lalu bagaimana dengan sahabat nabi yang menciptakan perpecahan?

Jika nabi yang dalam sabdanya menegasan kepada kita bahwa SEBAIK-BAIK SAHABAT ADALAH YANG MENUNJUK PADA KEBAIKAN.. maka lalu kenapa sahabat membunuh utsman? Adakah utsman itu salah ataukah pembunuhnya yang salah? Lantas kenapa sahabat tidak boleh di keritik? Dan kenapa harus di kafirkan siapapun yang mengkeritik tindakan sahabat? Saya harap kalian tidak marah dengan tulisan ini.. dan saya harap kalian tidak mengkafirkan saya jika pandangan saya pada sahabat tak lain hanyalah sebagai santri nabi saja yang kadang bisa mencerna ilmu yang di ajarkan nabi yang kadang juga tidak bisa mencerna sama sekali,, sebagaimana umar yang tidak tahu arti abban atau abu bakar yang tidak tahu kalalah atau utsman yang sering melanggar sunnah nabi karena kurangnya memahami hokum ilahi.. dalam hal ini apakah saya berkata dusta? Sanggahlah kedustaan saya tentunya dengan dalil yang kongkrit bukan dengna pendapat yang abstrak..

Bagaimana pandagan kita pada peristiwa tsaqifah? Jika nabi menegaskan sebagaimana hadis di atas, lalu bagaimana dengan sikap sahabat yang di kepalai abu bakar melakukan tindakan musyawarah tanpa di ketahui ali dan seluruh bani hasyim? Apakah dalam hal ini kita katakana tindakan para pelopor tsaqifah tersebut adalah perilaku dari seorang sebaik-baik sahabat?

Bagaimana pandangan kita pada perilaku seluruh sahabat yang anti dengan ke pemimpinan ali yang justeru meyakiti hati fathimah as.? Adakah kita juga harus berkata bahwa merka adalah sebaik-baik shabat? Bukankah nabi sudah berpesan sebagaimana yang sudah saya tulis dia atas?
Lalu hadis nabi ini berlaku pada manusia yang mana? Dan sahabat yang mana? Jika kita mengimani kerasulan Muhammad maka apakah sahabat kebal akan hokum dan jika kita membahas sahabat lantas hokum ilahi dan hokum Muhammad mati di situ saja? Apakah nabi hanya berpesan kepada kita saja dan tidak kepada seluruh manusia? Sementara beliau adalah utusan ilahi untuk seluruh manusia.. tapi kenapa hadis sebaik-baik sahabat adalah mereka yang menunjuk pada kebaikan tidak kita pukulkan pada mereka yang melaggar sekalipun mereka bergelar sebagai SAHABAT NABI SAW.

Saya rasa kita hanya sebagai kerbau yang hanya menerima dan pasrah kala hidung kita di cucuk tanpa ingin memberontak.. seperti menerima kemuliaan-kemuliaan palsu sahabat lalu kita membela matia-matian kala ada yang mengkeritik sekalipun kita harus berdusta.. kita juga beramal dengan amal mereka karena mungkin sunnah nabi masih kurang sehingga butuh pada sunah sahabat.. kita mengikuti ke utaman palsu (sahabat) dan meninggalkan keutamaan yang hakiki yang di miliki ahlulbait nabi saw yang wajib di ikuti seluruh manusia sepeninggal nabi termasuk sahabat nabi sendiri..

Lalu apakah makhluk terbaik ini (sahabat) menunjuk pada kebaikan yakni memerintahkan seluruh manusia untuk mengikuti dan mencintai ahlulbait nabi saw? Ataukah mereka ini hanya memerintahkan manusia untuk mengikuti merka saja? mari kita rujuk kembali lembaran sejarah mereka, agar hidup kita lebih "mapan". Maka dalam hal ini apakah mereka masuk pada hadis di atas yakni.. SEBAIK-BAIK SAHABAT ADALAH MEREKA YANG MENUNJUK PADA KEBAIKAN

salam..... Hasan Fuad Haidar


Kamis, 14 April 2016

kemuliaan Abu bakar dan Umar sebagian di ciptakan oleh orang Yahudi yang pura-pura masuk islam, sehingga hadis tersebut kita kenal dengan hadis isroiliyat..
salah satu contoh kemuliaan palsu mereka (abu bakar dan umar) adalah sebagaimana hadis di bawah ini.

Selasa, 16 Februari 2016




Sebagian sikap orang munafik di masa nabi, sangat tercermin pada diri mereka yang berfaham wahabi, karena jelas wahabi adalah pengikut Sufyani.. sikap mereka para munafik adalah sebagaimana yang sudah Allah jelaskan dalam Al- quran.. ISYTAROU BI AYATILLAHI TSAMANAN QOLIYLA “mereka menukar ayat-ayat Allah dengan harga murah..” dalam hal bagaimana kita melihat persamaan para pendahulu ulama bayaran Saudi wahabi ini? Perhatikan ketika mereka menghalalkan jihad sex demi rial Saudi.. perhatkan ketika mereka menghalalkan bom bunuh diri demi rial Saudi, perhatikan ketika mereka berfatwa yang menguntungkan kerajaan Saudi juga demi rial Saudi.. perhatikan juga ketika ulama bayaran Saudi mengklaim diri mereka paling benar, sehingga kenapa mereka gampang menyesatkan orang lain dan menghalalkan darah orang lain, padahal Al- quran juga jelas berkata: INNAL MUNAFIQIYNA HUMUL FASIQUN “sesungguhnya orang-orang munafiq itulah orang-orang yang fasiq.” Al- quran menggambarkan sikap kaum munafik di zaman nabi sebagaimana ayat tersebut.. dan wahabi tahu akan hal itu, tapi demi riyal Saudi mereka rela menukar akidah mereka, yang sikap pendahulu mereka sudah di rekam dalam Al- quran.

Al- quran juga melanjutkan: FASHODDU ‘AN SABIYLIH.. “lalu mereka menghalangi orang dari jalan Allah..” kaum munafik selalu menempuh segala cara untuk menghalau ummat manusia dari menjadi yang baik kepada keradikalan, mereka menghalau manusia dari mengenal Ilahi dan ajaran-Nya dan di ganti dengan mengenal duit dan kenikmatannya. Sekalipun Allah selalu mengatakan DUNIA ITU MENIPU, atau di kesempatan lain Allah mengatakan: HARTA DAN ANAKMU HANYALAH PERHIASAN DUNIA yang dalam bahasa Al- qurannya AL- MALU WAL BANUN ZI NATUL HAYATID DUNYA.. tapi wahabi menjajikan semuanya pada pengikutnya demi tercapainya tujuan mereka untuk menggiring manusia pada jurang kehancuran, di perkenalkannya kesenangan nikah mihsyar, di pertahankan poligami yang seakan wajib. Di janjikan bayaran tinggi yang penting jadi berperang di Syiria dan Yaman, mereka terjebak dengan yang sorban sebagai pencitraan.

Ajaran Ilahi adalah kesantunan, ajaran Ilahi adalah etika, bertoleransi, dan segala yang ada hubungannya dengan nilai kebaikan.. tapi para munafik wahabi ini tampil karena mudal rial, mencangkok ayat dan di tafsrikan secara teks saja.. mengkaifrkan yang tidak seakidah, mengharamkan yang tidak di ketahui.. dan menghalalkan yang sesuai dengan selera nafsu ulama mereka. Keradikalan-keradikalan yang terjadi di dunia karena ulah wahabi adalah bukti dari semua apa yang saya paparkan…. Kejahatan seksual adalah hal yang paling menguntungkan bagi ulama mereka dan pengiktukanya, sehingga kenapa ada fatwa akan bolehnya jihad sek di syiria.. maka prilaku seperti ini sangatlah tergambar pada ayat di atas yang ISYTAROU BI AYATILLAHI TSAMANAN QOLIYLA.

Padahal al- quran juga menggambarkan akan betapa buruknya sikap mereka yang mereka tempuh itu, betapa buruk dengan apa yang mereka lakukan.. INNAHUM SA A MAKANU YA’MALUN..

Mereka mengaku paling faham Agama, mereka juga mengaku paling benar dalam menjalankan perintah Agama, padahal mereka hanya bermulut besar, mereka juga melakukan hal yang buruk sebagaimana pendahulu mereka, lihat sikap mereka atas penduduk YAMAN, mereka berambisi untuk membumi hanguskan Yaman hanya karena sebagian penduduknya berfaham syiah, dan dunia tahu bahwa sasaran wahabi Suadi atas Yaman adalah pada kaum syiah. Inilah yang di gambarkan Al- quran..: LA YARQUBUNA FI MUKMININ ILLA WALA DZIMMAH.. “mereka tidak memelihara hubungan kekerabatan dengan orang mukmin dan tidak juga mengendahkan pejanjian..” bagi wahabi orang syiah adalah musuh, orang syiah adalah kafir, sekalipun al- quran menggambarkan akan keislaman syiah dengan ayat KHAIRAL BARIYAH-nya. Orang syiah sama sebagaimana muslim lainnya yang melakukan haji, menunjukkan mereka (syiah) muslim dengan sepenuh arti, tapi wahabi karena kedengkiannya dan keburukan perangainya sebagaimana pendahulu mereka, maka di kutuklah kaum syiah, dan di fatwakan halalnya darah kaum syiah oleh ulama bayaran Saudi wahabi… sekalipun Al- quran dengan jelas mengatakan bahwa tindakan-tindakan yang di tempuh wahabi adala yang WA ULAAIKA HUMUL MU’TADUN.. “dan mereka itulah orang-orang yang melampui batas.

Perbuatan mereka sudah melampuai batas, baik dalam tatanan sosial, akidah dan ke agamaan, dalam tatanan sosial, mereka tak pernah tahu cara bertoleransi, bahkan berbeda sedikit saja dengan mereka maka fonis kafir dan sesat langsung meluncur dari mulut mereka, sebagaimana cepatnya anak panah terlepas dari busurnya.. dalam hal akidah mereka juga melampui batas, mereka menggambarkan tuhan itu berfisik dan lain sebagainya, merka juga di gambarkan bisa duduk di atas punggung se ekor nyamuk dengan alasan APA YANG TIDAK MUNGKIN BAGI TUHAN. Lalu ketika saya tuduh mereka seabgai kaum tajassyimah, mereka marah, padahal akidah mereka menunjukkan demikian, atau apakah mereka itu gila sehingga mereka tak tahu apa yang mereka yakini? Lalu kenapa mereka (wahabi) mengaku benar?

Dalam hal keagamaan? Bertawassul syirik di sisi wahabi, maulid haram dengan alasan itu adalah BID’AH, memuji dan menyanjung Muhammad adalah salah dan syirik,, dengan alaan MUHAMMAD HANYALAH MANU BIASA. Tapi saya tak tahu apa alasan mereka mengaku sebagai pengikut sunnah nabi yang nabi sendiri hanyalah manusia biasa sebagaimana mereka… yang beda halnya dengan kaum syiah yang meyakini nabi adalah makhluk terbaik dan bukan hanya manusia biasa, tapi insan al- kamil, maka dari itulah kenapa kaum syiah menteladani dan mengikuti sunnah Nabi yang mulia.

lalu......................

Apakah wahabi peduli dengan ayat ini? Tidak...! sebab mereka termasuk pada ayat di atas, yang WA ULAAIKA HUMUL MU’TADUN.. “dan mereka itulah orang-orang yang melampui batas." Sehingga mereka tak sadar dengan INNAHUM SA A MAKANU YA’MALUN.. “sesungguhnya, betapa buruknya apa yang mereka lakukan”

wassalam....

Senin, 11 Januari 2016



Sangat di sayangkan ketika suatu kaum mengaku dirinya bersyahadat selalu mengganggu ketenangan orang lain dalam beribadah, sementara rasul mengatakan bahwa rasul melaknat orang yang selalu menganggu tetangganya dengan lidah dan tangannya, dan sangat di sayangkan pula jika kaum tersebut selalu mengkafirkan orang yang tidak sefaham dengan mereka, mungkin begitu ajaran islam yang ada dalam pandangan mereka, sehingga tidak asing vonis sesat selalu di lemparkan atas orang yang tidak seakidah denagn mereka, bahkan main mencor di moll adalah keyakinan mereka, mungkin dalam pandangan mereka islam itu adalah yang berdiri pada kekerasan dan tajamnya mata pedang, bukan dengan kelembutan dan akhlah yang santun, maka apa arinya islam adalah rahmatan lil’alamin jika akhlak sudah brutal dan etika sudah tak terkawal? ntahlah.. mungkin mereka lupa atau pura-pura lupa bahwa rasul yang mereka aku sebagai nabinya melarang seseorang mencaci saudaranya dengan sebutan fasik apalagi kafir. Dan sebagaimana yang kita ketahui dalam Koran KOSMO terbitan AHAD 29 SEPTEMBER 2013 secara tenrang menulis “JAIP,JAIS SERBU MARKAS AJARAN SESAT ITU” dan beriku saya paparkan apa itu JAIS dan apa itu JAIP,

JAIS adalah “jabatan agama islam Selangor”, dan JAIP itu sendiri adalah “jabatan agama islam Pahang”

Sangat mengheran ketika seseorang mangaku dirinya muslim sementara pada saat yang sama mereka selalu mengkafirkan saudara mereka yang dari madzhab lain, alasannya hanya karena “perbedaan pendapat”, coba kita teliti, bukankan perbedaan pendapat dalam konsep ahlu sunnah itu sendiri adalah rahmat? Bayangkan ketika syafi’I mengatakan anak yang bukan hasil dari hubungan suami dengan isteri yang di nikahi tersebu adalah halal untuk di nikahi dalam artian anak tiri, jadi anak tiri dalam keyakinan syafi’I boleh di nikahi sementara dalam fikhi maliki itu tidak boleh dan di haramkan, tapi toh mereka sepakat mengatakan bahwa perbedaan yang terjadi di antara mereka adalah rahmat dan tidak boleh kita selaku makmumnya mengkeritik apa lagi sampai mengkafirkan mereka, tapi kenapa, jika kita berbeda pendapat dengan kaum syiah lalu kita vonis mereka sebagai sesat dan kafir? Kenapa kalimat yang di busung dalam keyakinan kita akan perbedaan yang itu adalah rahmat tapi kita ciptakan sebagai laknat? Antara syafi’I dan hanafi ada 5000 hukum yang tak sama, itu tidak sedikit, 5000 kasus, tapi kita sepakat mengatakan itu adalah rahmat, dan untuk kaum syiah kita ciptakan laknat,,, adilkah kita jika kita mengaku benar?

Dan mari kita juga soroti pernyataan yang tertulis dalam Koran tersebut yakni “imam syiah di tahan” coba kita tanyakan pada mereka, untuk apa imam syiah itu di tahan? Untuk di adili? Dengan cara apa? Atau untuk di hakimi? Dengan cara apapula? Sementara fakta mengatakan, ahlu sunnah baru muncul ratusan tahun setalah rasul wafat, lalu bagaimana mereka ingin menghukumi syiah yang jelas-jelas syiah sudah ada dimasa nabi? Sejarah membuktikan salman al- farisi, miqdad, abu dzar dan seluruh sahabat yang cinta pada Ali memilki kesyiah-han yang has atas ali pada diri mereka. lalu bagaimana mereka ingin menghukumi syiah? Sehingga imam syiah di tahan sebagaimana yang di tulis di Koran kosmo tersebut? Apakah dengan al- quran mereka ingin menghakimi kaum syiah? Jelas ini tertolak, karena fakta mengatakan, imam Ar Razi secara jelas mengatakan dalam tafsrinya bahwa ada hadis yang menghapus Al- quran, lalu bagaimana cara mereka menghukumi kaum syiah? Sementara al quran di sisi mereka di nomer duakan. Apakah dengan hadis? Jelas ini tertolak, karena hadis disisi mereka pernah di bakar di zaman abu bakar dengan alasan takut bercampu dengan al- quran. Apakah logik pemikiran seperti ini? Sehingga Sewenang-wenang hanya karena mayoritas main tangkap dan main kafir mengkafirkan dan sesat menyesatkan atas akidah orang lain yang mereka adalah minoritas?

Jika abu bakar selaku khalifah pertama dalam keyakinan ahlu sunnah berkeyakinan “takut bercampurnya al- quran dan hadis) sehingga abu bakar memerintahkan pembakaran atas hadis tersebut, maka disini saya berkeyakinan bahwa hadis yang masuk pada ahlu sunnah hanyalah sediikit yang shahih dan banyak yang palsu, sebab bagaiamana kita harus mengatakan bahwa hadis dalam keyakinan ahlu sunnah itu adalah banyak yang sahih sementara hadis itu sendiri mereka bakar. Lalu apakah dengan berbekal hadis palsu merka bebas menhukumi kaum syiah? Berfikirlah wahai orang yang berakal.

Dan yang sangat menggelikan adalah pihak yang selalu menipu public dengan tulisan-tulisan mereka agar orang anti syiah, sehingga apa yang jelas kita lihat di kaburkan dengan tulisan mereka, lihatlah gambar di atas, dimana sudah jelas yang di pegang sebagai bukti disitu adalah tanah atau yang lebih di kenal dalam kaum syiah adalah turbah. Tapi para penipu public mengatakan itu adalah batu, batu karbala kata mereka, untuk lebih jelasnya silahkan lihat ulisan yang saya kurung di atas. Jadi dengan cara seperti itu, mereka sukses untuk mengatakan kepada ummat bahwa kaum syiah adalah penyembah batu sehingga orang-orang yang hanya bisa menganggukan kepala dan mengiakan segala apa yang datang pada mereka tanpa mereka berfikir anti syiah dan juga mengkafirkan syiah, apakah ada cara yang lebih licik dan lebih keji dari cara mereka selaku penibu public?

Dan terakhir saya katakan, jika kalian mengaku benar sehingga orang lain adalah salah maka apakah orang yang benar adalah mereka yang suka menghakimi hukum tuhan dengan ke mauannya sendiri? Dan pendapat orang lain harus tunduk pada pendapat kalian? Apakah kebenaran itu adalah di paksakan untuk benar ataukah kebenaran itu sendiri adalah menghukumi seseorang dengan pendapatnya sendiri? Jika demikian pandangan kalian atas kebenaran, maka saran saya silahkan vonis semua orang dengan kaliamat kafir dan sesat, jika orang tersebut tidak seakidah dengan kalian.dan biarkan saya berkeyakian bahwa Kebenaran hanya satu bukan berwarna warni.

sumber: https://www.facebook.com/hasan.f.haidar


Was salam…


Sering kita temukan artikel atau ucapan secara pasti akan menyimpangnya etika seseorang yang mengaku dirinya sebagai muslim,, dengan tidak tahu malu menuduh dan mencela keluarga Nabi, lebih-lebih yang di cela adalah ibunda nabi yakni Aminah,, mereka yang mengkalaim dirinya sebgai muslim tidak segan silu dan dengan berbekal tidak tahu malu mengatakan: “ibu nabi adalah kafir, mati dalam keadaan tidak islam” sungguh sangat si sayangkan ungkapan-ungkapan cela dan amoral seperti ini,, tak usah jauh-jauh kita jika ingin tahu rasa sakit hati,, saya ingin mengatakan kepada kalian bahwa ibu kalian mati dalam ke adaan kafir dan tempatnya di neraka, sementara saya tak tahu, apa ibu kandung kalian bersyahadat atau tidak,, lalu apa yang akan kalian lukan atas saya? pasti kalian sakit hati, dan jika kalian mau, pasti kalian akan menyakiti saya,, lalu bagaimana dengan perasaaan Nabi kita yang mulia?

beliau tidak akan pernah memaafkan orang yang dengan burtalnya menjelek-jelekkan keluarga nabi, jika pada putrinya saja beliau mengatakan: “murkanya Fatimah adalah murkaku” lalu bagaiaman sikap nabi pada ibundanya? Sekalipun bundanya tidak menyaksikan ke rasulan beliau? Pasti beliau sangat mencintai bundanya, beliau sangat mengasihi bundanya, beliau tidak rela jika ada orang menyakiti bundanya dengan menjelek-jelekkan ibu kandung beliau..aminah adalah wanita yang shalihah yang beriman pada ajaran Ibrahim,, aminah adalah wanita pilihan, yang tak ada wanita lain selain aminah yang sanggup memberika generasi terbaik yakni Muhammad saw. Aminah adalah segalnya bagi sayyidil wujdu al musthafa saw. Aminah adalah tempat tatapan nabi,, aminah adalah seruan nabi,,

kita mengaku muslim, dengan bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah, tapi kita mencela orang yang melahirkan nabi kita, maka apa gelar yang pastas untuk kita selain munafik? (na’udzubillah), Kita mengaku cinta kepada nabi sementara orang yang melahirkan nabi kita cela dengan mengatakan wafat dalam keadaan kafir.. apakah kita tidak malu? Setiap hari meminta syafaat,, sementara di setiap haripula kita mencela ibu kandung nabi, kita mengaku cinta pada nabi sementara kita tidak mencintai ibunda nabi, maka bagaimana mungkin kita akan di sebut sebgai pecinta nabi? Cinta model ini adalah cinta konyol yang bertolak belakang dengan ajaran Muhammad,, tak usah jauh-jauh untuk mencontohkan, kalian adalah seorang santri misalkan, di pesantren kalian sangat menghormati guru kalian, kalian sangat mencintai guru kalian, tapi jika ibu kandung guru kalian datang, kalian cela, dan kalian cerca, maka sekalipun saya tak membuka sifat guru kalian, pastinya guru kalian akan menghukum kalian, setidak-tidaknya kalian di gantung karena mencela orang yang paling di sayangi oleh guru kalian.

Dimana etika kita jika kita mengaku sebagai muslim? Lebih-lebih atas nabi, orang yang harus di ikuti dan di cintai.. beliau selalu menegaskan akan silsilah beliau yang terjaga dari sifat cela, dan hanya kebiasaan manusia penghias neraka yang suka mencela keluarga nabi,, ungkapan-ungkapan celaan atas ibunda nabi tak lain adalah ungkapan abu jahal yang tak suka pada Nabi, dan wahabi selaku orang yang paling jettol mencela ibunda nabi tak lain adalah mereka kekasihnya abu jahal,,, apapun itu bentuknya alangkah baiknya jika etika kita harus dahulukan,, karena nabi di utus untuk menyempurnakan akhlak,, satu contoh “tuhan yang membuat perempuan itu hamil” ungkapan seperti ini adalah ungkap kurang ajar yang tidak ada akhalk sedikitpun pada tuhan, al- ghazali dalam ihaya’nya melarang orang berkata seperti itu,, memang betul dan jelas, bahwa tuhan yang membuat perempuan itu hamil, tapi dimana ektika kita? Atau kita katakan sebagaimana wahabi mengatakan yakni ibunda nabi wafat dalam ke adaan kafir, walau tak terbukti. lalu mana etika kita kepada nabi?

Dan berikut bukti bahawa aminah adalah wanita penghuni syurga:

Nabi saw bersabda kepada Sa’ad bin Abi Waqqash ra di peperangan Uhud ketika Nabi saw melihat seorang kafir membakar seorang Muslim, maka Rasul saw berkata pada Sa’ad :
“Panah dia, jaminan keselamatanmu adalah ayah dan ibuku!” Maka Sa’ad bin Abi Waqqash ra berkata dengan gembira : “Rasul saw mengumpulkan aku dengan nama ayah ibunya!”

(Shahih Bukhari hadits no.3442 Bab Manaqib Zubair bin Awam. Riwayat yang sama pada Shahih Bukhari hadits no. 3446 Bab Manaqib Sa’ad bin Abi Waqqash. Riwayat yang sama pada Shahih Bukhari hadits no. 3750 Bab Maghaziy. Riwayat yang sama pada Shahih Bukhari hadits no. 3751 Bab Maghaziy)

Lalu bagaimana mungkin jika sekiranya ibu kandung nabi adalah musrik sebagaimana yang sering kita dengar dari mulut para nasibi wahabi.. menjadi jaminan atas seorang muslim yakni sahabat tersebut?

Dan jika seandainya ibu nabi adalah musyrik sebagaimana yang sering di tuduhkan oleh nashibi wahabi (si ketimung bungkuk) maka Nabi selaku penerima wahyu dari Allah akan di larang dari membaca ayat al- quran رَبَّنَا اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِينَ يَوْمَ يَقُومُ الْحِسَابُ
Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapaku dan sekalian orang-orang mu’min pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)”.

Terakhir saya katakan, dalam keyakinan kita, mendoakan orang kafir adalah haram, lebih-lebih mendoakan keselamatan bagi mereka, maka apakah nabi meninggalkan ayat ini dalam doa beliau? Mungkin begini gaya firman tuhan tersebut “wahai Muhammad ajarkan doa ini kepada ummatmu yang telah engkau ajarkan kepada mereka agamaku,, agar mereka selalu berbakti kepada orang tua mereka, dengan cara mendoakan orang tua mereka, sekalipun orang tua mereka telah tiada, wahai Muhammad ini doa hanya untuk ummatmu, dan tidak untuk engkau selaku utusanku, karena kedua orang tuamu tidak beriman padaku”--- apakabar demikian? Wahai tuhanku kami berlindung dari sikap tercela, dan kata-kata yang tak pantas untuk nabi..

sumber: https://www.facebook.com/hasan.f.haidar
wassalam...