Jika kita melihat kabar berita masalah Papua, maka saya
dapat menyimpulkan ada dua hal yang harus kita pelajari agar kita tidak salah
tafsir pada kasus tersebut.
Pertama: di katakan yang terjadi pada minoritas muslim di
papua adalah karena masalah speaker.
Jika berita ini di benarkan, maka yang salah adalah wakil president
indonesia yang sudah melarang memotar kaset di speaker dengan alasan
“mengganggu” tetangga yang lain, maka tidak ada hak kita menyalahkan ummat
keristiani yang tidak suka dengan suara bising, sebab mereka menganggap apa
yang di katakan wakil president (masalah larangan berbuat bising dengn speaker)
adalah wakil dari seluruh ummat islam yang ada di indonesia. Lebih-lebih yang berbuat bising dengan speaker tersebut adalah
minoritas, karna anggapan yang mayoritas, menoritas adalah tamu, jadi tolong
hargai tuan rumah (mayoritas),
Dan jika kita berkata masalah minoritas, saya juga ingat
pada kasus sampang, dimana yang minoritas selalu di tekan, rumahnya di bakar,
dan mereka di usir, jika dalam hal ini kita menyalahkan yang mayoritas, dengan
tuduhan mereka semena-mena karena mereka adalah mayoritas, sbab hanya karna
suara speaker saja sudah membakar mushollah, maka kita juga harus
menyalahkan mayoritas di sampang yang
semena-mena pada yang menoritas. Sebab hanya beda pemahaman saja sudah
semena-mena pada yang menoritas.
Jika kita juga membenarkan bahwa yang terjadi di papua
adalah karna speaker, maka dari zaman bung karno sampai pada zaman susilo tak
ada kekerasan yang mengatakan namakan speaker.
Atau bisa jadi klaim “karena speaker” adalah pembenaran agar pelaku
kekerasan tidak di tangkap, sebab suara wakil president mereka anggap sebagai
hujjah yang kuat atas perbuatan mereka untuk merusak insfatruktur kaum
minoritas, maka jika pelaku sudah di tangkap dan di jerat dengan pasal dan
undang-udang yang berlaku, lalu sipelaku berhujjah dengan apa yang di sampaikan
wakil president, maka seharusnya wakil president juga harus di seret, karena
tanpa mulut pak JK tidak akan ada hujjah untuk membenarkan pelaku kekerasan
tersebut.
Kedua, diatakan yang terjadi di papua adalah masalah
Agama. Jika berita ini juga di benarkan,
maka kenapa kabar pertama yang muncul adalah karena masalah speaker? Kenapa
pula orang keristiani sendiri tidak merestui atau melarang kekerasan yang mengatasnamakan agama? Adakah hanya
“islam” yang peduli pada persatuan dan selain agama “islam” tidak suka pada
persatuan? Jika demikian maka kenapa kaum syiah di usir dan rumah mereka di
bakar oleh orang “islam” sendiri? Kenapa jika terjadi kekerasan selalu
mengatasnamakan agama? Atau apakah kabar “karena masalah agama” tak lain adalah
untuk menutupi rasa malu ummat “islam” indonesia karena dalam ajaran mereka
juga ada kekerasan yang bersifat agama pula? Atau apakah klaim “masalah agama”
tak lain adalah suara para wahabi yang ingin merusak persatuan NKRI? Tuduhan
karena masalah agama ini muncul dari ummat keristiani atau muncul dari congor
wahabi yang mengaku islam, atau muncul dari “islam” yang “mayoritas” di
indonesia?
Jika ada yang berani menjawab bahwa munculnya kabar karena
masalah agama tak lain adalah dari ummat islam sendiri, berarti kalian adalah
penjual Agama Tuhan dengan harga yang sangat murah. Dan tak pantas kalian
mengaku ber-agama, sebab kalian tukang fitnah, kenapa saya menyimpulkan
demikian? Karna orang keristiani sendiri tidak suka kekrasan mengatas namakan
agama? Lalu darimana kalian tahu bahwa yang terjadi dipapua adalah masalah
agama? Toh bukankah pelaku kekerasan bukan kalian sendiri melainkan oknum agama
keristian? Apakah mereka sebelum melakukan pembakaran pada mushalla tersebut
terlebih dahulu mereka berkata kepada kalian bahwa “saya mau membakar mushalla
karena saya benci agama kalian?” Lalu kenapa suara speaker dibawa-bawa jika
memang betul yang terjadi disana adalah masalah agama?
Jika yang menjawab dari pertanyaan terakhir saya di atas
adalah orang keristiani, maka kenapa kalian mau menjadikan negara indonesia
sebagai negara kalian, toh bukankah indonesia penduduknya mayoritas muslim? Dan
pemimpinnya juga muslim? Apa gunanya kalian berkata bahwa yang terjadi di papua
adalah kerana masalah agama jika pada dasarnya kalian berada di bawah pimpinan
orang yang berbeda agama dengan kalian?